“Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.” (1 Korintus 6:12)
Di dalam jemaat Korintus ada yang telah mengutip dan salah menerapkan kalimat “segala sesuatu halal bagiku” ini. Mereka berdalih untuk dosa-dosa mereka dengan mengatakan bahwa Kristus telah menghapus segala dosa dan karenanya mereka sudah merdeka penuh untuk menjalani hidup sesuka hati. Paulus menegaskan, walaupun Kristus telah menghapus dosa kita, tidak membuat kita dapat terus-menerus melakukan apa yang kita tahu bahwa itu salah.
Di dalam dunia banyak yang mengajarkan bahwa jiwa atau roh adalah penting, tapi tubuh tidak. Kita dapat dipengaruhi oleh ajaran ini. Namun kekristenan mengajarkan bahwa tubuh/fisik adalah penting. Karena tubuh adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan sudah menciptakannya dengan baik dan ada tujuannya. Manusia diciptakan terdiri dari tubuh, jiwa dan roh yang saling berkaitan dan mempengaruhi, serta tak terpisahkan.
Di dalam Alkitab Hidup Berkelimpahan dikatakan: “Kebebasan adalah tanda dari iman Kristen. Bebas dari dosa dan rasa bersalah serta bebas untuk menggunakan dan menikmati apapun yang dari Allah. Namun orang-orang Kristen tidak boleh menyalahgunakan kebebasan ini dan menyakiti diri mereka dan orang lain. Apa yang diijinkan Allah untuk kita nikmati tidàk berkembang menjadi kebiasaan buruk yang menguasai diri kita”.
Tentang percabulan, adalah godaan dalam kehidupan kita, terlebih di zaman ini yang sangat mudah mengaksesnya melalui TV maupun Hp. Juga prinsip yang berkembang bahwa seks di luar nikah sebagai bagian kehidupan yang normal. Tuhan melarang dosa seksual bukan untuk mempersulit tapi Tuhan tahu bahwa dosa seksual sangat merusak tubuh, jiwa dan roh kita. Dosa ini telah merusak banyak anak muda, keluarga, komunitas bahkan masa depan gereja dan bangsa. “Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan melainkan untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh” (ayat 13b). Mencari kepuasan di dalam Tuhan dan Tuhan yang dapat memuaskan hasrat kita. Tuhan menciptakan seks itu indah hanya di dalam pernikahan. Di luar itu akan menyakitkan hati Tuhan dan sesama bahkan diri kita.
Paulus mengingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Roh Kudus tinggal dalam diri kita. Oleh sebab itu tubuh kita bukan milik kita lagi, melainkan milik Allah. Karena kita sudah dibeli dan dan ditebus oleh Allah dengan harga yang sangat mahal yaitu dengan darah-Nya yang tercurah di atas kayu salib untuk kita. Oleh karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu. *
