Bacaan hari ini: Daniel 9
“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” (Roma 8:26)

Dalam bacaan hari ini, Daniel menyatakan kepada kita cara berdoa yang seturut dengan kehendak Allah, yakni berdoa memohonkan penggenapan janji-janji Allah menurut Firman-Nya.

Perhatikan ayat 2 dan 3 yang menuliskan bahwa, “pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun… Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa.” Apa yang nampak dari bagian ini adalah ketika Daniel membaca Firman maka Firman itulah yang mendorong Daniel kemudian untuk berdoa dan menaikkan permohonan. Dengan kata lain, bahwa Daniel tidak asal berdoa melainkan dia berdoa seturut dengan apa yang dia terima melalui Firman. Dan doa yang demikian merupakan doa yang seturut dengan kehendak Allah (bdk. 1 Yohanes 5:14-15).

Lalu selanjutnya, dalam ayat 3 dikatakan, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” Sikap Daniel dalam berdoa ini menyatakan cara berdoa yang benar. Seorang penafsir mengatakan bahwa sikap Daniel di sini menyatakan kesungguhan dan kerendahan hati. Dan sikap doa yang ada di dalam kesungguhan dan kerendahan hati ini juga dinyatakan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus ketika Dia berada di taman Getsemani. Pada saat itu, Yesus berdoa dengan bersungguh-sungguh seperti yang tertulis dalam Lukas 22:44, bahwa: “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.”

Marilah sekarang, kita menilik cara kita berdoa. Apakah doa yang kita panjatkan masih berpusat pada diri kita sendiri ataukah tidak. Baiklah jika setiap doa-doa yang kita panjatkan dapat seturut dengan Firman-Nya dan dinaikkan dengan kesungguhan hati. Jangan sampai doa-doa yang kita panjatkan hanyalah berpusat pada kepuasan diri sendiri dan mekanis,— tanpa kesungguhan.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah selama ini kita sudah berdoa dengan mengutamakan mencari kehendak Tuhan atau hanya sekadar memuaskan keinginan diri? (2) Apakah selama ini kita berdoa sebatas mengucapkan kata-kata, ataukah dengan kesungguhan hati?
POKOK DOA: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk berdoa dengan hati yang sungguh-sungguh dan hanya berharap kepada-Mu, karena Engkau memberikan yang terbaik, untuk menggenapi janji-janji-Mu menurut Firman-Mu, Amin.