Bacaan hari ini: Yesaya 50
“Atau kepada siapakah di antara penagih hutang-Ku Aku pernah menjual engkau? Sesungguhnya, oleh karena kesalahmu sendiri kamu terjual…” (Yesaya 50:1b)

Dalam bagian ini, bangsa Israel diumpamakan sebagai anak di hadapan Tuhan. Allah dituduh oleh bangsa Israel, sebagai seorang bapak yang menceraikan seorang ibu, yang secara tidak langsung membuang bangsa Israel sebagai anak. Bangsa Israel juga menuduh Allah telah menjual mereka. Seakan Allah pernah berhutang kepada pihak lain, dan untuk membayar hutang-Nya, Allah menjual bangsa Israel, sehingga lunas hutang-Nya (ay. 1b).

Kedua tuduhan di atas adalah tidak benar. Allah menegaskan melalui perkataan: “Sesungguhnya, oleh karena kesalahanmu sendiri kamu terjual dan oleh karena pelanggaranmu sendiri ibumu diusir” (ay. 1c). Bangsa Yahudi dibuang ke Babel oleh karena dosa penyembahan berhala yang mereka lakukan di hadapan Allah. Sekian lama Allah telah memperingatkan mereka agar mereka kembali kepada Allah, namun bangsa Yahudi tetap menyembah berhala. Bangsa Yahudi telah melakukan perzinahan rohani di hadapan Allah; hal itu sangatlah mendukakan hati Tuhan. Pembuangan bangsa Yahudi ke Babel merupakan penghukuman dari Allah. Namun, penghukuman Allah tidak bertujuan untuk menghancurkan bangsa Yahudi, tetapi dengan tujuan untuk menyadarkan mereka sehingga mereka kembali kepada Tuhan. Pribadi Allah yang berbelas kasihan kepada umat-Nya, dan Allah yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya, sekalipun umat-Nya meninggalkan Dia, tampak begitu nyata dalam kitab Yesaya ini.

Pada saat kita mengalami berbagai kesulitan dan himpitan dan hidup, jangan cepat-cepat menyalahkan Allah. Seringkali pada saat kita berada dalam kesulitan, kita baru sadar bahwa kita sudah mengambil jalan yang salah sebelumnya. Jika kita sampai pada kondisi seperti itu, bertobatlah, akuilah kesalahan kita dan kembalilah kepada-Nya. Allah dengan kasih setia-Nya tidak pernah meninggalkan kita. Dia akan berjalan bersama kita menghadapi kesulitan kita. Namun, sekiranya masalah yang kita hadapi bukan karena kesalahan kita, kita boleh melihat kesulitan hidup itu sebagai pengingat agar kita senantiasa mau bersandar dan mencari Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Pernahkah menyalahkan Tuhan atas permasalahan yang terjadi dalam hidup ini? (2) Bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi pergumulan hidup ini?
POKOK DOA: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar tidak menyalahkan Tuhan atas permasalahan hidup yang dihadapinya, melainkan belajar percaya dan berserah kepada pimpinan dan penyertaan Tuhan.