Bacaan hari ini: Yesaya 26
“TUHAN, Engkau memberi damai dan sejahtera kepada orang yang teguh hatinya, sebab ia percaya kepada-Mu.” (Yesaya 26:3, BIS)

Kehidupan umat Israel silih berganti dengan pengalaman hukuman dan keselamatan oleh TUHAN. Penghukuman dari Tuhan itu biasa terjadi karena dosa-dosa mereka, namun demikian, selalu ada sisi pertolongan dan kelepasan yang Allah sediakan untuk umat Israel. Nabi Yesaya melukiskan dalam bagian ini, bahwa Allah akan melaksanakan rencana penebusan-Nya, dan orang-orang kudus akan bersorak-sorai dalam pujian dan doa melihat penebusan Allah.

Suasana penebusan dari Tuhan digambarkan dengan kata “damai” atau dalam bahasa asli dari kata “Shalom”, yang artinya tidak ada konflik, tenang, sejahtera, dan utuh. Damai ini diperoleh dengan “menerima berkat Tuhan”, yakni ketika umat Allah hidup dalam perdamaian dengan Allah (Bdk. Rom. 5:1). Di dalam keadaan damai dengan Allah, selalu ada bagian dari iman dan pengharapan; dimana damai dengan Allah akan terjadi ketika umat Allah mau hidup memercayai Allah sepenuhnya serta selalu menaruh pengharapan kepada-Nya. Maka umat Allah akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan mereka.

Perasaan damai ini juga berbicara mengenai ketenangan dalam batin manusia, karena keyakinan akan janji Allah. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa pada hari-hari terakhir akan terjadi tekanan dan pencobaan, Allah akan menjaga dengan damai sejahtera kaum sisa umat Allah yang setia dan tetap teguh kepada Allah (26:3). Umat yang setia dan berpegang teguh kepada Tuhan adalah mereka yang terus-menerus setia menanti-nantikan kedatangan Tuhan kembali ke bumi, untuk mengangkat orang-orang di bumi supaya dapat bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

Sejauh ini, kita melihat bahwa umat yang setia menanti-nantikan kehadiran-Nya dan berpegang teguh kepada janji-janji Allah, merekalah yang akan merasakan damai sejahtera Allah, sekalipun banyak pencobaan dan tekanan di dalam hidup mereka. Jika kita menginginkan damai yang sejati dari Allah tersebut, maka sebagai umat Allah penting bagi kita untuk memiliki dan membangun relasi yang intim dengan Allah setiap hari.

STUDI PRIBADI: Apa yang sedang menarik Anda jauh dari Allah, sehingga Anda tidak lagi memiliki perasaan damai sejahtera Allah dalam hidup?
POKOK DOA: Ya Tuhan, Engkau akan membuat kami sejahtera, sebab segala yang kami kerjakan sekarang ini, Engkaulah yang mengerjakannya. Taruhlah kami senantiasa hidup dalam jalan-Mu.