Bacaan hari ini: Daniel 5:1-30

“Karena itu, Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu tertulis: Mene, Mene, Tekel, Ufarsin.” (Daniel 5:25)

Dikisahkan, tentara Persia memasuki kota Babel untuk menyerang. Raja Babel, Belsyazar, malah mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya. Belsyazar, dipengaruhi oleh anggur, menyuruh orang membawa perkakas dari emas dan perak yang Nebukadnezar ambil dari Bait Suci di Yerusalem, supaya ia dan para pembesarnya serta para istri dan gundiknya minum anggur dari perkakas itu. Sikap Belsyazar ini menyatakan ketidakpercayaannya kepada Allah, dan sengaja bermaksud menghina dan menghujat Allah (ay. 1-4). Tiba-tiba tampak jari-jari tangan manusia menulis pada dinding kapur istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Belsyazar menjadi sangat ketakutan dan berseru dengan suara keras, supaya “para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum” dibawa menghadap dia untuk membaca tulisan itu dan memberitahukan maknanya. Ia juga menjanjikan hadiah bagi yang bisa mengetahui makna pertanda tulisan di dinding itu. Tetapi semua orang bijaksana raja tidak sanggup. Kemudian, si permasuri mengusulkan agar memanggil Daniel. Daniel menolak hadiah-hadiah karena penjelasan yang akan disampaikannya adalah apa yang dinyatakan oleh Allah.

Daniel membaca tulisan itu dan memberitahukan maknanya. Tulisan di dinding itu berbunyi: “Mene, Mene, Tekel, Upharsin.” Kata “Mene” bagi Belsyazar berarti Allah telah menghitung masa pemerintahannya dan telah mengakhirinya. Kata “Tekel” secara harafiah berarti “ringan”, yang dipakai sebagai lawan kata “berat, mulia”, sehingga Tekel dapat juga mempunyai arti kiasan “tidak mulia”. Itu berarti, Allah telah menilainya sehingga tidak ada nilai baik atau kemuliaan di dalam diri Belsyazar. Sedangkan kata “Upharsin”berarti kerajaan Belsyazar dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia. Dengan kata lain, kerajaan Belsyazar akan berakhir, dan dikalahkan oleh kerjaan Media-Persia. Demikianlah arti tulisan di dinding tersebut, serta penghukuman Allah kepada Belsyazar yang telah menghina dan menghujat Allah. Pada malam itu juga tentara Persia memasuki dan menyerang kota Babel, lalu membunuh raja Belsyazar.

STUDI PRIBADI: Sepanjang perjalanan hidup, seberapa besar kita menghargai kekudusan Allah? Apakah sepanjang hidup ini, kita menyimpan dosa yang mendukakan hati Allah?

Pokok Doa: Berdoalah kepada Allah supaya Allah sendiri yang mengoreksi kehidupan kita dan mendorong kita untuk selalu menjaga kekudusan-Nya.