Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 25:1-27

“Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan.” (Kisah Para Rasul 25:7)

Walaupun dua tahun sudah berlalu, para pemimpin Yahudi tetap mencari cara untuk membunuh Paulus. Mereka memberi tahu Festus mengenai Paulus dan berusaha meyakinkan Festus untuk mengadakan pengadilan di Yerusalem, supaya mereka bisa menyiapkan suatu penyergapan untuk bisa membunuh Paulus, tetapi Festus menjawab mereka bahwa Paulus akan tetap ditahan di Kaisarea.

Di Kaisarea, Festus mengadakan sidang pengadilan, dan menyuruh menghadapkan Paulus. Para pendakwa menyampaikan dakwaan mereka terhadap sang dakwaan, Paulus. Semua orang Yahudi berdiri mengelilingi Paulus, yang sehati sepikir saling mendukung dan bertekad menuntutnya. Namun sia-sia belaka karena mereka tidak dapat membuktikan dakwaan mereka. Paulus kembali mengulangi pembelaannya yang dia gunakan di hadapan Feliks. Paulus mengetahui bahwa dia tidak bersalah atas tuduhan yang dikenakan kepadanya, baik terhadap hukum Taurat, orang Yahudi, maupun terhadap Bait Allah atau Kaisar.

Banyaknya tuduhan-tuduhan tidak benar yang dihadapi oleh Paulus, tidak membuatnya frustasi. Bahkan melalui begitu banyak lawannya dan ketidak-adilan yang diterima Paulus, Tuhan menggunakan bagian itu untuk membawa Paulus ke Roma, sehingga kabar baik bisa diberitakan di sana. Setiap peristiwa yang Paulus alami, ada di dalam rancangan Tuhan. Paulus dituntut untuk berani mempertahankan imannya kepada Tuhan, berani untuk menyatakan Injil, meskipun dirinya terdesak karena harus disidang dan dipenjarakan.

Tuhan memilih Paulus masuk ke dalam rancangan-Nya, Dia juga bisa memilih kita untuk masuk dan melakukan rancangan-Nya. Betapa banyak lawan dan ketidak-adilan akan berdiri di depan untuk menghadang kita ketika melakukan pekerjaan Tuhan, namun ingatlah bahwa dari hal itulah kita dituntut untuk semakin berani, berdiri teguh mempertahankan iman, sehingga Injil bisa diberitakan. Daripada mengeluh tentang keadaan, mari pergunakan kesempatan yang ada untuk melayani Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Seberapa siap diri kita, ketika harus mengalami peristiwa yang sama seperti Paulus, pada saat melayani Tuhan? (2) Bagaimanakah komitmen pelayanan kita?

Berdoalah: Tuhan, ketika kami berkomitmen untuk mengikut dan melayani Engkau seumur hidup, berikan kekuatan untuk tetap teguh berdiri ketika ada banyak lawan yang berusaha menyerang dan menjatuhkan kami.