Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 24:1-27

“Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks diganti oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara.”
(Kisah Para Rasul 24:27)

Ananias, seorang Imam Besar; Tertulus, seorang pengacara beserta beberapa pemimpin Yahudi lain, mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan tuduhan-tuduhan palsu terhadap Paulus. Tiga tuduhan palsu yang diberikan kepada Paulus, adalah: (1) Paulus adalah seorang pengacau yang menimbulkan kekacauan di antara orang Yahudi; (2) Paulus adalah seorang tokoh aliran agama dari sekte Nasrani yang tidak diakui dan bertentangan dengan hukum Romawi; (3) Paulus telah melanggar kekudusan Bait Allah. Tertulus dan pemimpin-pemimpin agama nampaknya memiliki argumen yang kuat terhadap Paulus, tetapi Paulus diberi kesempatan untuk menyangga tuduhan-tuduhan mereka, sehingga para pendakwa itu tidak bisa memberikan bukti khusus untuk mendukung tuduhan-tuduhan mereka; misalnya: tuduhan bahwa Paulus menimbulkan kekacauan di antara orang Yahudi. Inilah kekuatan posisi Paulus di dalam pembelaannya.

Berani karena benar, bagian inilah yang ditunjukkan oleh Paulus dalam pembelaannya. Meskipun Paulus telah tidak terbukti bersalah, Feliks yang adalah wali negeri selama enam tahun dan mengetahui tentang “Jalan Tuhan” tidak berani mengambil keputusan dan terus menundanya sampai akhirnya dia digantikan oleh Perkius Festus, sehingga Paulus tetap berada dalam penjara.

Melalui Firman Tuhan hari ini, kita bisa belajar bahwa sikap “percaya dan menantikan Allah bertindak” menunjukkan sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dalam segala keadaan, baik suka maupun duka, saat masalah datang dan pergi tanpa mengenal waktu. Situasi seperti ini bisa membuktikan bahwa kita sebagai orang percaya bisa hidup sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. Oleh karena itu, milikilah sikap yang mau terus percaya dan menantikan Allah bertindak sama seperti yang Paulus alami. Tuhan tahu yang terbaik dan tidak ada rancangan-Nya yang gagal atau salah.

STUDI PRIBADI: Apa yang Anda lakukan bila menghadapi “percaya dan menantikan Allah bertindak?”

Berdoalah: Tuhan, ampun jika kami tidak percaya kepadaMu, bahkan tidak mengijinkan Engkau bertindak menolong saat dalam pergumulan. Pimpinlah kami melalui Firman-Mu sehingga hidup sesuai rencana dan kehendak-Mu.