Bacaan hari ini: Zefanya 3
“Ia tidak mau mendengarkan teguran siapapun dan tidak mempedulikan kecaman; kepada TUHAN ia tidak percaya dan kepada Allahnya ia tidak menghadap.” (Zefanya 3:2)

Yerusalem disebut Allah sebagai pemberontak dan si cemar, yang telah meninggalkan Allah dan menyembah allah lain. Begitu memberontaknya sehingga Yerusalem tidak peduli akan teguran Allah. Allah kemudian menegur dengan keras dan semakin keras bahkan menghukum Yerusalem. Menghancurkan tanahnya dan menjadikannya tandus, menjadikan kota itu sepi dan membuatnya sulit, tetapi herannya, Yerusalem tidak juga bertobat. Mengapa ini bisa terjadi ?

Ayat 3-4 dapat menjadi salah satu jawabannya, yaitu para pemimpin telah begitu jauh meninggalkan Allah dan tidak lagi menjadi model yang baik bagi umat yang dipimpinnya. Apakah yang mereka perbuat? Mereka telah menjadi seperti singa yang mengaum yang berkeliling untuk mencari siapa saja yang dapat dimakannya, demi kepentingan sendiri. Kekuasaan yang dipercayakan Allah kepada mereka, malah dipakainya untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Para hakim yang seharusnya mengadili dengan adil dan benar, malah seperti serigala yang berkeliaran di malam hari untuk memutar balik kebenaran. Para nabi yang seharusnya mengabarkan firman Allah, malah seperti orang ceroboh dan pengkhianat. Para imam yang seharusnya memimpin umat dalam hidup beribadah kepada Allah dan menegakkan hukum Taurat Allah, malah memperkosa hukum tersebut dan menjadi contoh buruk untuk umat. Para pemimpin telah kehilangan takut akan Allah yang kemudian membawa seisi bangsa melawan Allah. Maka Allah turun tangan untuk menunjukkan murka dan kekudusan-Nya.

Hal di atas mengingatkan kita yang dipercaya Allah menjadi seorang pemimpin umat Allah, baik kita sebagai rohaniwan, penatua/majelis Gereja, guru sekolah minggu, atau pengurus komisi. Bagaimanakah kita menjaga kesungguhan hidup dalam menjalankan panggilan-Nya ini? Hendaknya kejatuhan Yerusalem menjadi peringatan bagi kita untuk bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan Allah kepada kita dalam memimpin umat-Nya. Kiranya Allah memampukan kita mengemban kepercayaan ini dengan setia dan memuliakan Dia.

STUDI PRIBADI: Mengapa umat Allah bisa begitu bebal berani melawan Allah dan tidak mempedulikan teguran-Nya ?
POKOK DOA: Berdoalah bagi para pemimpin Gereja agar diberikan hati yang takut akan Allah dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan panggilan mereka dengan setia.