Bacaan hari ini: 1 Samuel 5:1-12

“Tangan TUHAN menekan orang-orang Asdod itu dengan berat dan Ia membingungkan mereka: Ia menghajar mereka dengan borok-borok, baik Asdod maupun daerahnya.” (1 Samuel 5:6)

Kata “tangan” TUHAN, mungkin membingungkan; apakah ini berarti bahwa TUHAN sungguh-sungguh memiliki tangan? Dalam tulisantulisan Perjanjian Lama sering kali menggambarkan Allah secara antropomorfisme, “seperti manusia,” untuk mempermudah penceritaan tindakan dan sifat Allah yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Pada ayat ini, Allah dinyatakan sebagai bertangan, dan tangan-Nya itu sangat ditakuti, termasuk oleh orang Filistin. Sebelumnya mereka telah mengakui riwayat kedahsyatan tangan Tuhan di Mesir (4:8). Kini mereka akan mendapatkan penegasan tentang kedahsyatan “tangan” Allah kepada mereka (ayat 6, 9). Tulah Mesir yang mereka takutkan itu, kini mereka alami.

Secara logis, Israel kalah maka orang Filistin berpikir Tuhan Israel pun kalah. Apalagi tabutnya berhasil dirampas. Sebagai ungkapan kesan itu, mereka menawan tabut Allah dan ditempatkan di kuil Dagon, di sisi Dagon (ayat 2). Dagon lebih besar daripada Allah Israel! Betapa dangkal pikiran mereka. Israel yang mengusung tabut tidak otomatis dibuat menang oleh Allah. Dagon dan Filistin tidak dibiarkan Allah mempermainkan kemuliaan-Nya. Tuhan menunjukkan bahwa Dagon sama sekali tak berdaya.

Sebanyak dua kali Dagon dibuat bertekuk lutut di hadapan tabut Allah (ayat 3-4). Kekuatan Allah, tangan Yahweh, menekan kuat penduduk kota Asdod (ayat 6). Timbullah bala sampar, wabah yang disebabkan tikus-tikus (ayat 6 dan 6:4-5). Penduduk Asdod menyadari kekuatan dan kuasa Allah. Mereka bukannya insaf, dan meninggalkan Dagon dan menyembah Allah Yahweh; Tidak. Mereka hanya memindahkan tabut ke kota Gat (ayat 8). Pengalaman itu membuat mereka beranggapan bahwa tabut itu adalah sumber kemalangan. Di Gat, Tuhan menghajar penduduknya. Lalu, tabut dipindahkan ke Ekron. Penduduk kota itu dilanda kepanikan sehingga ada yang mati ketika tabut baru saja muncul (ayat 10-11).

Implikasinya bagi kita adalah, Allahlah yang berjaya atas Dagon yang tersungkur, tanpa pertempuran! Kehebatan dan kedasyatan Allah sungguh nampak dalam perjalanan hidup bangsa Israel, Amin.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita belajar untuk merenungkan kehebatan Allah dalam hidup kita? Saat mengalami banyak tekanan, maukah kita berserah kepada kehebatan Allah?

Berdoalah: Bapa yang baik, ajarlah kami untuk berani menyatakan bahwa Engkau adalah Allah, Sumber Kekuatan hidup kami. Amin.