Bacaan hari ini: Lukas 5:33-6:11
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.” (Lukas 6:7)

Menurut tradisi dari para pemimpin agama, tidak boleh mengadakan penyembuhan pada hari Sabat. Penyembuhan, menurut mereka adalah praktik pengobatan dan orang tidak boleh mempraktikkan profesinya pada hari Sabat. Para pemimpin agama lebih menganggap penting melindungi hukum mereka daripada menyembuhkan seseorang yang sedang menderita karena penyakit. Yesus bertindak benar, Ia berbuat baik dan menolong orang yang membutuhkan.

Ayat 5, kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah “Tuhan atas hari Sabat”, maksud-Nya, Ia memiliki wewenang untuk mengesampingkan tradisi dan peraturan orang Farisi dan ahli Taurat, sebab Ia lah yang telah menciptakan hari Sabat. Pencipta selalu lebih besar daripada hasil ciptaan. Hari Sabat diberikan oleh Tuhan justru untuk dinikmati manusia sebagai hari peristirahatan dan hari untuk beribadah kepada Tuhan, namun orang Farisi dan ahli Taurat mengubah maksud Tuhan itu menjadi sebaliknya. Melalui kisah nyata yang terjadi dimana Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, sebenarnya Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli Taurat tidak membuka mata hatinya terhadap kebenaran yang Yesus sampaikan.

Seringkali, ketaatan kepada peraturan menjadi lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran. Kisah dimana seseorang disembuhkan oleh Yesus pada hari Sabat merupakan perwujudan dari makna kebenaran itu, kebenaran yang ditunjukkan oleh Yesus di hadapan orang Farisi dan ahli Taurat. Menghormati Sabat diterapkan oleh Yesus dalam tindakan-Nya berbuat baik dan menyelamatkan nyawa mereka yang perlu ditolong, baik secara rohani maupun jasmani. Bagian Firman Tuhan ini mengingatkan kepada kita, apa yang Yesus lakukan merupakan pengajaran bahwa peduli kepada sesama juga merupakan bagian dari ibadah dan penghormatan kita kepada Allah, karena perintah untuk mengasihi Allah diikuti dengan perintah mengasihi sesama manusia.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah Anda lebih tunduk pada aturan atau untuk mewujudkan makna kebenaran itu sendiri? (2) Pelajaran apa yang bisa Anda dapatkan dari Firman Tuhan ini?
POKOK DOA: Berdoalah bagi kerohanian kita, sehingga tiap kita dimampukan untuk bisa melihat perwujudan dari makna kebenaran yang ditunjukkan oleh Yesus dalam teladan hidup-Nya.